Saya bukan penggemar sinetron. Bagi saya, sinetron masih dipenuhi hal-hal yang kurang mendidik, apalagi untuk anak-anak. Taburan adegan kekerasan, dialog yang tidak mencerminkan bahasa anak-anak, dan masih banyak hal-hal lainnya. Saking prihatinnya, saya menulis artikel dan saya kirimkan ke Redaksi Majalah Derap Guru Jawa Tengah. Alhamdulillah, pada edisi 60 Tahun V Januari 2005, artikel tersebut muncul di bawah judul Tayangan Sinetron Anak: Mengundang Keprihatinan dan Tidak Mendidik.
Memang tidak semua sinetron masuk dalam kriteria tersebut. Ada beberapa gelintir yang menurut saya layak untuk dikonsumsi keluarga, termasuk anak-anak. Tetapi, selain jumlahnya yang tidak seberapa, biasanya sinetron jenis itu tidak berumur panjang.