Alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk membersamai Ramadhan yang semakin tua usia. Mudah-mudahan kita semua bisa menyelesaikan perjuangan di Bulan Penuh Berkah ini dengan gemilang menuju kemenangan yang fitri. Amin.
Tampilkan postingan dengan label Kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kuliner. Tampilkan semua postingan
KUE KEMBANG GOYANG: SALAH SATU TANDA IDUL FITRI SEMAKIN DEKAT
Alhamdulillah, kita masih diberi kesempatan dan kesehatan untuk membersamai Ramadhan yang semakin tua usia. Mudah-mudahan kita semua bisa menyelesaikan perjuangan di Bulan Penuh Berkah ini dengan gemilang menuju kemenangan yang fitri. Amin.
Label:
Idul Fitri,
Kue Kembang Goyang,
Kuliner,
Ramadhan Ceria
“GENGSI TAK BISA DIMAKAN”
Label:
Inspirasi,
Kuliner,
Motivasi,
Paninggaran Pedia,
Ruang Praktik,
Safari,
Semua Bisa Menjadi Pengusaha
SEDAPNYA PINDANG TETEL DAN BERHARGANYA SEBUAH PELAJARAN
Azan Ashar berkumandang saat kuliner khas Kabupaten Pekalongan, pindang tetel, selesai saya santap Jumat kemarin, 26 Oktober 2018 di salah satu stand (atau tepatnya warung) sebelah Barat di komplek Lapangan Gemek, Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
(Menurut Wikipedia, pindang tetel merupakan sayur berkuah berisi tetelan daging sapi dan irisan daun bawang dengan bumbu pindang dicampur kluwek sehingga menyerupai rawon. Masakan ini disajikan dengan kerupuk merah dan kuning yang digoreng dengan pasir. Pindang tetel tidak cocok disajikan dengan kerupuk yang digoreng dengan minyak karena merusak cita rasanya)
(Menurut Wikipedia, pindang tetel merupakan sayur berkuah berisi tetelan daging sapi dan irisan daun bawang dengan bumbu pindang dicampur kluwek sehingga menyerupai rawon. Masakan ini disajikan dengan kerupuk merah dan kuning yang digoreng dengan pasir. Pindang tetel tidak cocok disajikan dengan kerupuk yang digoreng dengan minyak karena merusak cita rasanya)
MISTERI RONDO KEMUL
Rondo, dalam Bahasa Jawa artinya janda, sedangkan
kemul artinya selimut. Kalau digabung menjadi janda selimut. Kalau dimaknai
bisa menjadi janda berselimut atau selimutnya janda.
He...he...... Stop! Jangan baper. Ini tidak
ada kaitannya dengan status perkawinan. Ini murni soal kuliner khas di daerah
saya, yang kebetulan kala hujan yang tak kunjung reda siang ini, menjadi
santapan peserta kursus di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) AMANAH
Paninggaran bimbingan Bu Ambar. Tak sendirian sih, karena ada menu wajib: ragam
buah untuk lothekan dan sang legendaris ikon kawasan Wali Tanduran: krupuk
usek, yang minim kolesterol karena digoreng tanpa minyak goreng.
WISATA KULINER: ONDOL
Salah satu makanan, atau tepatnya jajajan khas,
di tempat saya adalah ONDOL (pengucapan huruf O-nya seperti pengucapan O pada
kata “TOPENG”), yang terbuat dari singkong. Penampakannya seperti gambar
terlampir, yang tadi pagi saya beli di kantin sekolah dengan harga Rp 1.000
alias seribu perak per bungkus isi 8 butir.
Label:
Kuliner,
Makanan Tradisional,
Paninggaran,
Paninggaran Pedia,
River Tubing Watu Bangkong Adventure
Ayo Ikuti Lomba Blog, Berhadiah ke Frankfurt Jerman
Pemilik
blog yang menyukai kegiatan masak memasak diundang mengikuti lomba blog
bertajuk “International Indonesia Food Blogger Contest” yang diadakan
untuk food blogger internasional. Lomba ini diselenggarakan untuk turut
memeriahkan menjelang penyelenggaraan Frankfurt Book Fair (FBF) 2015
yang akan digelar Oktober mendatang. Lomba ini diadakan oleh Dinner um
Acht bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
bersama Komite Kuliner, Anak dan Pelajar FBF 2015.
Filosofi Klepon
Apa sih yang menarik dari klepon? Mari mengupas tuntas si ijo bulet ini.
Klepon itu lambang kesederhanaan, simple
tapi juga penuh sensasi kejutan. Bila dibanding dengan kue tradisional
lainnya klepon paling gampang bikinnya. Ga ribet. Ga perlu waktu lama.
Kasih aku 15 menit ready to it!
Nah, tapi jangan salah dibalik sisi
kesederhanaannya klepon ternyata juga elegan. Memang ingredients nya ga
perlu, MSG, Natrium benzoat, borak, formalin, daging tikus ataupun sirip
ikan hiu. Yang membuat dia terlihat elegan justru cairan coklat muda
didalamny yang terasa manis. Itulah gula aren.
Pakem Pembuatan Nasi Tumpeng
Sering kita melihat gunungan dari nasi kuning atau nasi putih yang
berbentuk kerucut pada perayaan hari-hari istimewa. Gunungan nasi
tersebut kemudian dilengkapi pula dengan aneka lauk pauk dan garnis dari
berbagai sayuran. Gunungan nasi yang berhias tadi terkenal dengan
sebutan Nasi Tumpeng.
Tumpeng biasanya ditaruh dalam niru atau tampah (nampan besar, bulat, dari anyaman bambu) yang diberi alas daun pisang. Kerucut nasi ditaruh di tengah kemudian aneka lauk disusun melingkar di sisinya. Bisa juga ditambahkan ekstra lauk-pauk dalam wadah terpisah. Sebagai hiasannya biasanya digunakan beberapa garnis sayuran atau daun. Daun peterseli, wortel, lobak, bonggol sawi, ketimun Jepang, kacang panjang, dan lain-lain dapat dibentuk maupun dihias menjadi hiasan cantik dalam Tumpeng.
Tumpeng biasanya ditaruh dalam niru atau tampah (nampan besar, bulat, dari anyaman bambu) yang diberi alas daun pisang. Kerucut nasi ditaruh di tengah kemudian aneka lauk disusun melingkar di sisinya. Bisa juga ditambahkan ekstra lauk-pauk dalam wadah terpisah. Sebagai hiasannya biasanya digunakan beberapa garnis sayuran atau daun. Daun peterseli, wortel, lobak, bonggol sawi, ketimun Jepang, kacang panjang, dan lain-lain dapat dibentuk maupun dihias menjadi hiasan cantik dalam Tumpeng.
KOLAM RENANG PUJI SYUKUR PANINGGARAN: ALTERNATIF WISATA KELUARGA DAN RUANG PERTEMUAN
Bagi
warga masyarakat Kecamatan Paninggaran, ada nuansa yang sedikit berbeda pada
perayaan Idul Fitri tahun 2014 ini. Dalam hal pemilihan tempat liburan,
hadirnya Kolam Renang Puji Syukur menjadi alternatif yang patut dipertimbangkan, khususnya
karena faktor lokasi.
Berada tepat di pintu masuk Desa Paninggaran dan sebelah Selatan Desa Domiyang,
dari arah Kajen, Kolam Renang Puji Syukur menempati area tanah yang semula
perkebunan cengkih. Tepat di sisi kanan pintu masuk, petugas loket kolam renang
siap melayani pengunjung dengan ramah. Harga tiket masuk di hari biasa Rp 5.000
sedangkan pada hari khusus seperti Idul Fitri, harga tiket masuk adalah Rp
6.000.
Label:
Idul Futri,
Keluarga,
Kuliner,
Refreshing
MEMANJAKAN LIDAH DENGAN KULINER KHAS PEKALONGAN DI ALUN-ALUN KEDUNGWUNI
Bila Anda melewati alun-alun Kedungwuni, rasanya teramat sayang kalau
melewatkan aneka sajian kuliner khas Kabupaten Pekalongan di tempat
tersebut. Soto tauto, garang asem, pindang tetel, dan yang pasti: sego
megono, mudah dijumpai di sekitar alun-alun, yang memang ingin
dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Pekalongan sebagai salah satu
pusat wisata kuliner (info selengkapnya bisa dibaca DI SINI).
Megono, menurut Wikipedia, yakni irisan nangka muda dengan bumbu sambal kelapa. Rasanya gurih dan pedas dan cocok, biasanya dihidangkan ketika masih panas dengan menu tambahan lalapan pete serta ikan goreng. Di [Kabupaten Pekalongan] bagian selatan biasanya makanan ini dibuat ketika sedang hajatan yang kemudian diberikan untuk oleh-oleh para tamu undangan. Kebiasaan ini telah dilakukan turun temurun dari zaman dahulu kala. Nasi ini dibungkus dengan daun jati atau juga bisa dengan daun pisang, dan mereka biasa menyebutnya dengan nama "Sego Gori"(Nama lain dari Megono).
Megono, menurut Wikipedia, yakni irisan nangka muda dengan bumbu sambal kelapa. Rasanya gurih dan pedas dan cocok, biasanya dihidangkan ketika masih panas dengan menu tambahan lalapan pete serta ikan goreng. Di [Kabupaten Pekalongan] bagian selatan biasanya makanan ini dibuat ketika sedang hajatan yang kemudian diberikan untuk oleh-oleh para tamu undangan. Kebiasaan ini telah dilakukan turun temurun dari zaman dahulu kala. Nasi ini dibungkus dengan daun jati atau juga bisa dengan daun pisang, dan mereka biasa menyebutnya dengan nama "Sego Gori"(Nama lain dari Megono).
Langganan:
Postingan (Atom)