10.00 WIB
Aku duduk termangu. Sungguh, tak ada lagi
yang bisa kulakukan selain hanya berdoa. Ruang operasi, dimana suamiku berada
di dalamnya, menjelma menjadi sebuah ruang yang sangat-sangat menakutkan
bagiku. Masih terngiang dengan jelas kala dokter memberikan dua kemungkinan
operasi itu: yang pertama suamiku bisa sembuh, tapi kemungkinan dia akan cacat.
Sebagian tubuhnya bisa mati rasa karena tumor yang akan diambil demikian
besarnya sehingga bisa membuat jaringan yang masih normal akan rusak. Dan yang
kedua, resiko kematian.