Sesaat sebelum saya memulai, salah satu peserta didik putri berkata: "Niku wau saking kebon langsung nderek sholat, Pak Guru. Kadose dereng wudhu" (Itu -sambil menunjuk salah satu peserta didik putra- tadi dari kebun langsung ikut sholat, Pak Guru. Sepertinya belum wudhu).
Kaget campur aduk dengan kurang yakin, sembari tak bisa menawan senyum, saya langsung bertanya, "Bener, Mas?"
Yang ditanya tersipu. Dan pelan menjawab, "Gih, Pak Guru. Soale wau kesusu". (Iya, Pak Guru. Karena tadi terburu-buru).
Tanpa dikomando, tawa berderai pun pecah seketika di siang bolong itu 🤣🤣🤣. Si Anak pun akhirnya ikut tertawa meski masih terlihat malu-malu.
Itulah dunia anak-anak. Dunia yang penuh warna, penuh suka cita.
Meski saat ini mereka kehilangan sebagian kesempatan untuk belajar di ruang kelas dan bermain di halaman sekolah dengan rekan-rekannya, ihtiar maksimal untuk mendampingi tumbuh kembang mereka khususnya pembentukan karakter dan pembiasaan beribadah sangat-sangat layak untuk terus diperjuangkan. Dengan kolaborasi cantik antara guru dan orang tua. Dengan berjamaah sesuai kapasitas masing-masing. Dengan saling mengisi, dialog dua arah yang sehat, dan menghindari saling menyalahkan yang hanya menghabiskan energi. Agar hak mereka atas ilmu pengetahuan dan kebutuhan rohaninya tetap terpenuhi.
Kelak, suatu hari nanti, mereka akan mengenang perjuangan bersama yang #MenolakMenyerah itu, dengan segala kekurangan dan keterbatasan di masa Pandemi Covid-19, sebagai monumen bersejarah untuk melakukan hal yang lebih hebat lagi.
Salam Luar Biasa! 💪💪💪
#BersamaHadapiCorona
#ProtokolKesehatan
#JagaJarak
#PakaiMasker
#TebarSemangatKebaikan
#JanganTundaBerbuatBaik
#OptimisLebihManis
#BersyukurTambahMakmur
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar