Kala saya tanya mau belajar apa, kedua bocah yang sama-sama duduk di kelas IV itu kompak menjawab: Matematika. Ternyata pelajaran yang satu itu masih abadi memegang sabuk kejuaraan sebagai mata pelajaran yang dianggap paling sulit, sejak saya seusia mereka.
Tentu tak bermaksud melawan takdir karena sehari-hari saya mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Juga tak berniat memandang remeh pelajaran yang satu itu. Sama sekali bukan
.
Toh dalam tugas keseharian, sesekali saya juga menjalankan fungsi sebagai guru kelas kala guru yang bertugas berhalangan hadir karena dinas luar atau sejenisnya. Juga hal-hal lain. Selama saya mampu secara fisik, bagi saya, bukan hal yang tabu untuk dilakukan bila memang diperlukan.
Dan untuk malam ini, sesungguhnya lebih karena tak ingin mengecewakan bocah-bocah yang juga setia meramaikan jadwal sholat harian di masjid. Dan mereka mungkin tak memerlukan penjelasan teknis seputar tugas pokok dan fungsi alias tupoksi guru
.
Yup, mungkin lebih tepat disebut menemani mereka belajar dan memahami suatu konsep pelajaran dari sudut pandang yang berbeda.
Selebihnya, kemauan mereka untuk belajar di malam liburan, bagi saya, teramat penting untuk diapresiasi. Siapa tahu itu menambah semangat mereka untuk terus menjadi bagian dari generasi muda yang mencintai masjid. Karena, siapa tahu, merekalah mungkin calon-calon imam, muazin, dan takmir masjid masa depan yang luar biasa.
.
Di 54 hari menjelang Ramadhan hari ini, 29 Februari 2020, semoga niat baik mereka menjadi pemicu dan pemacu sebuah langkah awal yang baik. Semoga. Aaamiiin.
#MarhabanYaRamadhan
#TebarSemangatKebaikan
#JanganTundaBerbuatBaik
#OptimisLebihManis
#BersyukurTambahMakmur
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar