Di sisi lain, dari tiga materi yang dipersiapkan untuk lomba, saya mendapat jatah memperdalam UUD 1945 sehingga saat itu setiap pasal dan setiap kalimat di dalamnya saya nyaris hafal secara keseluruhan. Dan alhamdulillah, salah satu bagiannya, yaitu Pembukaan UUD 1945, masih saya hafal sampai sekarang. Hal yang di kemudian hari menjadi sangat-sangat berguna kala saya menjadi pendidik sekaligus aktifis Pramuka.
Kala itu, berseragam merah putih, saya, Agus Haryadi, dan Adam Suryapraja sebagai duta SDN Paninggaran 3 (yang saat ini sudah dimerger dengan SDN 01 Paninggaran) menjadi wakil Jawa Tengah dalam kompetisi tersebut. Saya tidak ingat pasti apakah akhir tahun 1991 ataukah awal 1992. Yang pasti, saya dan Agus Haryadi satu kelas sedangkan Adam adik kelas.
Sesudahnya, beberapa waktu kemudian, beramai-ramai dengan keluarga, kerabat, dan tetangga satu RT menyaksikan penayangannya di televisi Pak Dhe, bapaknya Ali. Harap maklum, televisi masih barang langka saat itu. Bisa dibayangkan ramai dan hiruk pikuknya saat itu? Subhanallah. Meski tanpa kilatan blitz dan wawancara wartawan, saat itu saya merasa melambung tinggi di awan Cirrocumulus.
(Dan tak banyak yang tahu bahwa sudut mata kanan saya terlihat seperti mengantuk seperti terlihat di pemutaran rekamannya karena bedak riasan di atas alis sedikit meleleh, mungkin karena terkena panas lampu di atasnya. He...he..... ).
Beberapa buah foto yang belum sempat disimpan versi digitalnya sehingga tampilannya sudah kusam termakan usia adalah prasasti sekaligus saksi hidup. Kalaupun torehan itu adalah sebuah perjalanan gemilang dari sebuah SD yang terletak di ketinggian sekitar 900 meter di atas permukaan laut (mdpl), sungguh, kegemilangan itu hanya bisa terwujud atas izin Allah dan sentuhan tangan-tangan hebat dari guru-guru hebat.
Melalui media ini, masih dalam semangat Peringatan Hari Guru Nasional, perkenankan saya menyampaikan salam hormat, terima kasih, dan apresiasi yang tak terhingga untuk guru-guru hebat sepanjang masa, yang atas dedikasi dan perjuangan tak kenal lelahnya, mengantarkan kami ke titik monumental itu: Pak Kusno dan Pak Murjadi, Guru Olahraga dan Guru Kelas saat itu, yang saat ini masih berdinas aktif sebagai Kepala SDN Kaliombo dan SDN Sawangan Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan; Bu Tri Sumarti, Kepala Sekolah saat itu dan sekarang sudah purnatugas (tahun kemarin sering juga berkesempatan mengantar cucu ke TK Pertiwi Paninggaran dimana Bu Ambar Puspitarini bertugas. Nitip salam hormat untuk Beliau, ya Mas Haris ); dan Pak Sunarto, Guru Kelas 6, yang saat ini masih berdinas aktif sebagai Kepala Sekolah.
Juga untuk guru-guru hebat lainnya di belakang layar yang tidak ikut terekam kamera: Bu Santi yang telah kembali ke kampung halaman; Pak Dwi Watoyo yang masih berdinas aktif sebagai pengawas sekolah di Kecamatan Paninggaran; Pak Solikhun Soleh yang masih aktif mengajar di SDN 02 Kaliboja Kecamatan Paninggaran; Bu Limtiatiningsih yang juga masih aktif mengajar di SDN Tanggeran; serta Pak Kaflan yang telah purnatugas.
Semoga Allah yang Maha Pemurah senantiasa melimpahkan kesehatan dan keselamatan serta rizki yang halal dan berkah untuk semuanya. Aaamiiin.
Guru bak pelita
Penerang dalam gulita
Jasamu tiada tara.....
Sudut Pegunungan Selatan Kabupaten Pekalongan
26 November 2018 bakda Ashar
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar