Kalau dihitung-hitung, 3000 rumah tahfidz yang ada saat ini total nilainya lebih daripada 3 triliun. Silahkan hitung. Satu rumah itu, memang sih, ada yang mungkin harganya 100 juta, tapi jangan lupa kayak yang di Cowomadu, Solo, itu ga dapat 100 juta.
Pada tahun 2010 saja sudah 600 juta. Dua tahun kemudian, saya meresmikan masjid pengembangan dari area ini, masjid dengan satu komplek sekolah tahfidz dan sekolah formal, SD, SMP, SMA.
Total nilai proyeknya adalah 5 miliar rupiah. Katakanlah, rata-rata misalkan kita ambil yang paling kecil 100 juta x 3000 rumah tahfidz, ini udah 300 miliar.
Ini kan sama saja dengan Allah kasih saya duit 300 miliar lalu saya bangun rumah-rumah tahfidz tuh. Saya beli rumah, saya sewa rumah. Saya beli rumah, saya sewa rumah. Nah ini Allah yang selesaikan. Allah bilang, “Tangan kamu ga bakal sanggup, Suf. Tangan-Ku saja.” Kereeeen!!!
Makanya, ga usah ragu ngangkat tangan, “Ya Allah, saya pengen ibu saya pergi haji ke Baitullah”.
Udahlah, nanti urusan Allah yang mengeksekusi. Ente mah susah sih, punya hidup susah, tapi ga pernah minta sama Allah. Apalagi mendekat ke Allah.
Disuruh minta sama Allah, ga mau, ga percaya, “Ah, ga mungkinlah Ustadz, dari mana sih judulnya”
Ga ada kata ga mungkin buat Allah. Kalau kita ngeliatnya pake kacamata kita, memang banyak ga mungkinnya.
Tapi bagi Allah, ga ada yang ga mungkin. Konglomerat kayak apa sih saya, bisa ngasih makan 300 ribu anak? Bisa punya 3000 rumah tahfidz?
Pernah suatu hari, saya berangkat dari Solo ke Jogja, saya makan di angkringan. Ternyata yang punya angkringan bilang, “Mimpi apa saya ustadz, ketemu antum ini.”
“Ga, ga mimpi, pak. Saya ada disini.”
“Ustadz, ikut yuk.” Dia ngajak saya ke belakang.
Ternyata dia punya rumah tahfidz. Dia bilang, “Angkringan ini saya dedikasikan untuk rumah tahfidz di belakang.”
Subhanallah …
Kalau pengusaha real estate mah biasa, kali ini angkringan.
Sekarang saya udah ga ngerti lagi kalau ditanya sama orang, “rumah tahfidznya dimana aja, Ustadz?” Waduh ga paham dah saya, udah ga ngerti, udah kesebar. Seperti yang saya bilang, bahkan ada di Pegunungan Jayapura, Papua sana.
Bahkan, hebatnya Allah pun tetap memberikan hotelnya untuk saya. Hebat kan? Ciri-cirinya yang punya hotel apa sih? Masuk ga bayar, pergi ga diminta kan?
Biar bawa istri, bawa anak, mau milih kamar mana aja, tinggal masuk. Ga dimintain KTP, ga dimintain DP, ga dimintain bayaran.
Keluar juga ga ditagih-tagih.
Alhamdulillah Allah memberi saya kenikmatan itu. Bukan hanya 100 hotel di 100 kota. Tapi di semua kota di tanah air yang tercinta ini. Masya Allah …
Impian itu sudah terlampaui, dengan cara kerja Allah yang sangat misterius.
Sumber: Yusuf Mansur
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar