Foto: http://kemdikbud.go.id/
Kulit
durian bagi sebagian besar masyarakat Indonesia adalah sampah. Ketika
musim durian tiba, kulit durian ini akan menggunung dan menimbulkan
masalah bagi masyarakat dan mengganggu keindahan. Jika kulit durian
tersebut dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, masalah sampah
akan berkurang dan secara ekonomi dapat menguntungkan. Hal inilah yang
mendorong Fahmi dan Ilyas, dua orang siswa SMA Negeri 3 Semarang, untuk
menggali manfaat di balik kulit durian dan mengolahnya menjadi sesuatu
yang bermanfaat.
"Kulit buah durian mengandung senyawa aktif anti insecta, anti bakteri,
dan anti jamur yang bermanfaat bagi kulit manusia," kata Ilyas Radhian
ketika ditemui pada sela-sela acara pembukaan Olimpiade Penelitian Siswa
Indonesia (OPSI) di Surabaya, Selasa (13/10) yang lalu. Senyawa aktif
tersebut berpotensi dimanfaatkan untuk membuat bedak kesehatan yang
dibutuhkan oleh masyarakat.
Selama ini bedak kesehatan yang dikenal masyarakat adalah bedak kimia
yang dalam jangka panjang memiliki efek samping dan harganya relatif
mahal, kata Fahmi Hidayatullah. Sedangkan bedak tradiosional misalnya
dari bahan tepung beras memiliki manfaat kecantikan, namun tidak
memiliki manfaat jika ditinjau dari aspek kesehatan. Fahmi dan Ilyas
kemudian mencoba menggabungkan manfaat kulit durian dan bedak tepung
beras untuk menghasilkan bedak kesehatan yang murah namun bermanfaat.
Keduanya dengan bimbingan guru-guru di SMA N 3 Semarang melakukan
sejumlah kajian dan percobaan untuk menghasilkan bedak kesehatan dari
bahan kulit durian dan tepung beras. "Tujuan penelitian kami adalah
untuk mencari tahu apakah kulit durian bisa diolah menjadi bedak
kesehatan dan bagaimana cara mengolahnya," kata Fahmi.
Dengan kerja tekun keduanya berhasil menemukan cara pengolahan kulit
buah durian dan tepung beras untuk menghasilkan bedak kesehatan. Mereka
menyebut bedak kesehatan tersebut dengan istilah skin healthy care powder.
Pengolahan kulit durian tersebut dimulai dari membersihkan kulit
durian, kemudian mengekstraknya, dan selanjutnya mencampurnya dengan
tepung beras dan pewangi. "Dibutuhkan waktu seminggu dari proses awal
hingga jadi bedak kesehatan," ujar Fahmi menambahkan.
Setelah berhasil menciptakan bedak kesehatan dari bahan kulit durian
dan tepung beras, keduanya perlu menguji manfaat, efektifitas, dan
mengetahui respons masyarakat. Berbagai pengujian yang mereka lakukan
menemukan bahwa bedak tersebut mampu mengusir nyamuk, mengobati
gatal-gatal, menghilangkan bau badan, dan mengobati penyakit kurap.
Masyarakat juga cukup menyukai aroma dan tampilan bedak yang mereka
buat. "Jadi kesimpulan kami bedak kesehatan dari bahan kulit durian dan
tepung beras ini sangat potensial dikembangkan dan dapat menguntungkan
secara ekonomi," kata Fahmi dan Ilyas. Penelitian lebih lanjut masih
perlu dilakukan untuk menghasilkan bedak kesehatan yang lebih efektif
dan disukai masyarakat.
Sumber: Kemdikbud
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar