Anies mengatakan bahwa bukan hanya satu-dua masalah saja yang ditemukan
dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti serta buku-buku
Kurikulum 2013 yang lain. Untuk pelajaran agama banyak masyarakat yang
cepat mengetahui. Bayangkan akumulasi dampak dari kesalahan-kesalahan
yang juga ada di pelajaran-pelajaran lain, seperti Matematika, Sejarah,
Penjaskes dan lainnya, terhadap anak-anak kita. Beberapa contoh
kontroversi dan masalah materi yang ditemukan antara lain:
Dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas XI, cetakan
ke-1 tahun 2014, oleh kontributor naskah Mustahdi dan Mustakim serta
penyelia Yusuf A. Hasan dan Muh. Saerozi, bab “Bangun dan Bangkitlah
Wahai Pejuang Islam”, sub bab “Tokoh-tokoh Pembaharuan Dunia Islam Masa
Modern”, ditemukan masalah pencantuman pemikiran Muhammad Ibnu Abdul
Wahab yaitu “… dan orang yang menyembah selain Allah telah menjadi
musyrik dan boleh dibunuh,” tanpa dilengkapi dengan rujukan yang valid
terhadap pemikiran utuh tokoh yang bersangkutan dan juga ajakan untuk
mengkaji konteksnya. Pada bagian ini juga terpasang foto berwarna yang
tertulis sebagai foto Muhammad bin Abdul Wahab [lahir 1703, meninggal
1787], padahal foto tersebut adalah foto Abdul Aziz bin Abullah Al
Syaikh, mufti Arab Saudi, yang masih hidup sampai saat ini.
Dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas X, cetakan
ke-1 tahun 2014, oleh kontributor naskah Endi Suhendi Zen dan Nelty
Khairiyah serta penyelia Yusuf A. Hasan, bab “Meneladani Perjuangan
Dakwah Rasulullah SAW di Madinnah, sub bab “Mengkritisi Sekitar Kita”,
ditemukan narasi tentang kejadian kekerasan terhadap komunitas Rohingya
di Myanmar yang antara lain bertuliskan “… muslim Rohingya yang sejak
lama dianiaya, diusir dan rumah-rumah mereka dibakar massa penganut
Buddha.” Narasi ini menjadi kontroversial karena dianggap kurang
berhati-hati. Pesan ini bisa diungkapkan dalam konteks lebih positif
untuk mengajarkan semangat toleransi, perdamaian dan rekonsiliasi tanpa
mengukuhkan miskonsepsi dan stereotype konflik antaragama.
Dalam buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan kelas XI, cetakan
ke-1 tahun 2014, oleh kontributor naskah Sumaryoto dan Soni Nopembri
serta penyelia Hermawan Pamot Raharjo dan Dian Budiana, bab “Memahami
Dampak Seks Bebas” ditemukan materi tentang
“Gaya Pacaran Sehat” dilengkapi dengan tips dan panduan pacaran yang
aman beserta ilustrasi sepasang remaja dengan atribut pakaian khas
muslim. Ilustrasi serupa ditemukan pada buku Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti kelas X.
Mendikbud menjelaskan bahwa berbagai kesalahan ini menjadi bukti betapa
Kurikulum 2013 disiapkan secara instan dan tergesa-gesa. Penulis,
penyelia dan penelaah diberi waktu terlalu sempit untuk memastikan
buku-buku yang sampai ke anak-anak kita adalah buku yang bermutu.
Menurut Anies, sesungguhnya berbagai risiko ketergesa-gesaan ini sudah
diantisipasi oleh penyusun, di awal setiap buku Kurikulum 2013
diletakkan disklaimer yang tidak umum ditemukan dalam buku pelajaran
sebelumnya. Disklaimer itu berbunyi antara lain, “Buku ini merupakan
‘dokumen hidup’ yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dimutakhirkan
sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perkembangan zaman. Masukan dari
berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.”
Anies melanjutkan, "Ada kesalahan-kesalahan manusiawi yang dapat
dimaklumi, tapi ada juga keteledoran dan kelalaian yang sebenarnya dapat
dihindari. Jangan sampai buku yang diterima anak-anak kita penuh dengan
hasil kelalaian." Dari hasil penelusuran juga ditemukan bahwa
sebenarnya sudah ada pihak-pihak yang memberikan peringatan resmi dan
tertulis terhadap keterburu-buruan proses penyusunan dan penjaminan mutu
buku Kurikulum 2013.
Sumber: Mendikbud
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar