Kondisi riil
bangsa Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Hal ini tercermin dari tingkah
laku para politisi yang sedang berebut kekuasaan melalui sidang paripurna baik
di DPR maupun MPR. “Hal tersebut sungguh disayangkan, karena tidak mencerminkan
budaya bangsa, tidak menunjukkan adanya budi pekerti. Bisa jadi apa yang
dipertontonkan dari Jakarta tersebut akan merembet ke daerah. Tidak hanya
kondisi politik, begitu pula dengan kondisi ekonomi. Orang kalau ingin makan
buah apel Malang susah tetapi kalau apel Australia dapat ditemui dengan mudah
dipasaran. Kita harus bisa bersama-sama mensikapi keadaan seperti ini”.
Demikian sambutan Bupati Pekalongan Drs. H. Amat Antono, MSi selaku Ketua
Majelis Pembimbing Cabang (kamabicab) dalam acara pembukaan Seminar Kepramukaan
Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Pekalongan di aula lantai 1 Setda
(9/10/14).
Bupati
melanjutkan kepramukaan sebagai proses pendidikan yang bertujuan pembentukan
watak, akhlak dan budi pekerti sangat diharapkan dapat menjadi organisasi yang
bisa memperkuat jiwa masyarakat. “Menurut saya ada 2 organisasi yang saya yakin
apabila masyarakat mampu menjiwai akan dapat meningkatkan budi pekerti, sehingga
tidak memalukan apapun profesi kita. Saya sungguh berharap banyak kepada
kakak-kakak jajaran Pramuka dewasa khususnya yang berada di gugus
depan/sekolah, karena selama ini berdasarkan pengalaman tidak ada masalah atau
kasus yang menyangku identitas Pramuka. Ada guru kena narkoba, ada polisi kena
narkoba tetapi kalau Pramuka tidak ada yang kena narkoba. Tumbuhkan jiwa
Pramuka di tengah masyarakat, jadikan Pramukan sebagai acuan hidup”, jelasnya.
Ditambahkan
Bupati, mari satukan tekad dan langkah kita dalam rangka memenuhi tuntutan atau
harapan masyarakat. “Permasalahan bangsa semakin lama semakin kompleks, harapan
masyarakat semakin lama tidak terukur. Oleh karena itu, saya minta kepada
kakak-kakak untuk mengikuti perkembangan zaman terkait dengan metode atau
strategi pengembangan Pramuka. Jangan sampai kita menerapkan pola lama tahun
1960 atau 1980-an untuk mendidik generasi muda. Sekarang sudah zamannya GPS,
apakah kegiatan mencari jejak masih relevan diterapkan? Perlu adanya evaluasi
untuk mengikuti perubahan. Seminar ini sangat penting dan strategis, saya
berharap banyak akan kiprah, peran dan dukungan kalian dalam membentuk
masyarakat yang lebih sejahtera dan bermartabat”.
Sementara
itu, Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kabupaten Pekalongan Drs. H. Umaidi,
MSi menyampaikan kegiatan seminar ini dalam rangka implementasi Kurikulum 2013
dimana per 1 Juli 2014 semua gugus depan/sekolah sudah melaksanakan dan
menyelenggarakan kegiaan kepramukaan sebagai kegiatan ekstra kurikuler wajib
bagi peserta didik di sekolah. “Sesuai dengan kebijakan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dalam implementasi Kurikulum 2013, kita harus mempersiapkan software
menuju gugus depan terakreditasi baik sarana prasarana dan sumber daya
manusianya. Secara periodik kegiatannya akan dievaluasi oleh assesor yang
ditunjuk Dindikbud”, ujarnya.
Kegiatan seminar
kepramukaan diikuti oleh sekitar 150 orang, antara lain kepala UPT Dindikbud,
pengawas, ketua kwartir ranting, dan pengurus MKKS se-Kabupaten Pekalongan.
Narasumber seminar adalah Ketua Pusdiklatda Propinsi Jateng Dr. Matitah, M.Hum.
Acara dilanjutkan dengan penyerahan cinderamata berupa paket referensi
kepramukaan dari Kamabicab Kak Antono kepada Kakwarcab Kak Umaidi.
Sumber: Pemkab Pekalongan
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar