Refleksi Akhir Tahun
………………………………………
Kata Mereka Diriku Slalu Dimanja
Kata Mereka Diriku Slalu Dtimang
Nada Nada Yang Indah
Slalu Terurai Darinya
Tangisan Nakal Dari Bibirku
Takkan Jadi Deritanya
Tangan Halus dan Suci
Tlah Mengangkat Diri Ini
Jiwa Raga dan Seluruh Hidup
Rela Dia Berikan
………………………………………
Lantunan suara Melly Goeslow dalam lagu “Bunda” mengalir pelan kala saya membacakan biodata Ibu Titik Lestariningsih, atau lebih akrab disapa Bu Utik, dalam Peringatan Hari Ibu bersamaan dengan penyerahan hadiah Lomba Mewarnai Gambar dan Lomba Peragaan Busana Muslim yang menandai penutupan Semarak Tahun Baru 1432 Hijriyah Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan di Gedung KPRI MEKAR Paninggaran, Jum’at, 24 Desember 2010 kemarin.
Dalam kegiatan yang secara simbolis juga diserahkan santunan kepada anak yatim melalui program pengelolaan Sadaqah, Infaq, dan Zakat (SaInZa) tersebut, hadir para pemenang lomba didampingi Ibu Guru masing-masing.
Saya mesti menjaga intonasi suara untuk tetap stabil meski sebongkah haru yang bercampur aduk dengan aneka rasa lainnya perlahan merambat naik, memanaskan mata. Sebelum akhirnya meluluhlantakkan persediaan air mata saya, saya mesti ambil napas panjang dan meletakkan mik yang saya pegang. Saya sama sekali tak malu kalau akhirnya air mata saya menitik di depan hadirin. Sama sekali tidak. Tapi saya mesti menyelesaikan dulu pembacaan biodata Bu Utik, guru TK Pertiwi Paninggaran, yang telah mulai mengajar di RA Al Hikmah Paninggaran pada tahun 1979, tahun yang sama kala saya dilahirkan ke dunia ini.
Pada tahun 1984/1985, Beliau memperkenalkan saya dunia yang baru kala saya menjadi murid Beliau di RA Paninggaran Timur tersebut.
Dengan perjuangan berat mengalahkan mata saya yang terasa sangat panas, saya lanjutkan pembacaan biodata Beliau. Beberapa bagian terpaksa saya lewati karena hanya akan mempercepat runtuhnya bendungan air mata saya, seperti kala suami Beliau meninggal dunia pada tahun 1994, empat tahun setelah Beliau diperbantukan di TK Pertiwi Paninggaran yang kekurangan tenaga pengajar, dengan meninggalkan tiga orang anak yang kemudian Beliau asuh sendirian. Juga tentang penyakit komplikasi yang menggerogoti kesehatan Beliau dalam usia 52 tahun, yang sama sekali tak mengendurkan semangat Beliau dalam mendampingi anak didik pra sekolah dalam mengembangkan potensinya untuk siap memasuki pendidikan dasar sebagai calon-calon pelaku sejarah dan pemimpin masa depan.
Juga honor Rp 125.000 per bulan yang tak menyurutkan dedikasi dan pengabdian Beliau dalam turut serta mencerdaskan anak bangsa, karena Beliau memegang teguh prinsip bahwa rizki telah diatur oleh Sang Maha Kaya dan setiap makhluk telah mendapat bagiannya masing-masing.
Selesai membaca biodata, saya mesti berjuang lagi untuk mempertahankan stabilitas emosi karena sebagai Ketua Panitia, saya mendapat kehormatan untuk menyerahkan selembar Piagam Penghargaan atas dedikasi dan pengabdian Beliau untuk dunia pendidikan. Juga selembar amplop berisi sejumlah uang hasil penggalangan dana dari para donatur dan dari murid-murid Beliau.
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
Tulisan ini saya dedikasikan untuk Bu Utik, dan semua ibu di sudut bumi Allah manapun. Sebuah karya Khalil Gibran ingin saya berikan untuk kaum ibu
Ibu ~ Khalil Gibran
Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir – bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya.
Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi.
Siapa pun yang kehilangan ibinya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu.
Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan.
Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya.
Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.
~ Khalil Gibran
(terima kasih buat Haniey atas posting puisinya)
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
Dalam Peringatan Hari Ibu, ucapan terima kasih secara khusus kami sampaikan kepada Ibu Hj. Siti Masruroh, Kabid PPTK Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan, yang secara pribadi berkontribusi untuk penggalangan dana penghargaan bagi Bu Utik. Juga untuk murid-murid Bu Utik: Abdul Yazid di Jakarta, Nurfebriyanto, dan lainnya yang sigap merespon ajakan kami.
Atas nama Ketua Panitia Semarak Tahun Baru 1432 Hijriyah Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan, ijinkan saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
Semoga Allah SWT yang Maha Pemurah senantiasa melimpahkan rizki yang halal dan berkah kepada kita serta memberi kesempatan kepada kita untuk berbuat lebih banyak lagi untuk anak yatim/yatim piatu dan fakir miskin. Amin.
Panitia Semarak Tahun Baru 1432 Hijriyah
Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan
Ketua
DZAKIRON
Kata Mereka Diriku Slalu Dimanja
Kata Mereka Diriku Slalu Dtimang
Nada Nada Yang Indah
Slalu Terurai Darinya
Tangisan Nakal Dari Bibirku
Takkan Jadi Deritanya
Tangan Halus dan Suci
Tlah Mengangkat Diri Ini
Jiwa Raga dan Seluruh Hidup
Rela Dia Berikan
………………………………………
Lantunan suara Melly Goeslow dalam lagu “Bunda” mengalir pelan kala saya membacakan biodata Ibu Titik Lestariningsih, atau lebih akrab disapa Bu Utik, dalam Peringatan Hari Ibu bersamaan dengan penyerahan hadiah Lomba Mewarnai Gambar dan Lomba Peragaan Busana Muslim yang menandai penutupan Semarak Tahun Baru 1432 Hijriyah Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan di Gedung KPRI MEKAR Paninggaran, Jum’at, 24 Desember 2010 kemarin.
Dalam kegiatan yang secara simbolis juga diserahkan santunan kepada anak yatim melalui program pengelolaan Sadaqah, Infaq, dan Zakat (SaInZa) tersebut, hadir para pemenang lomba didampingi Ibu Guru masing-masing.
Saya mesti menjaga intonasi suara untuk tetap stabil meski sebongkah haru yang bercampur aduk dengan aneka rasa lainnya perlahan merambat naik, memanaskan mata. Sebelum akhirnya meluluhlantakkan persediaan air mata saya, saya mesti ambil napas panjang dan meletakkan mik yang saya pegang. Saya sama sekali tak malu kalau akhirnya air mata saya menitik di depan hadirin. Sama sekali tidak. Tapi saya mesti menyelesaikan dulu pembacaan biodata Bu Utik, guru TK Pertiwi Paninggaran, yang telah mulai mengajar di RA Al Hikmah Paninggaran pada tahun 1979, tahun yang sama kala saya dilahirkan ke dunia ini.
Pada tahun 1984/1985, Beliau memperkenalkan saya dunia yang baru kala saya menjadi murid Beliau di RA Paninggaran Timur tersebut.
Dengan perjuangan berat mengalahkan mata saya yang terasa sangat panas, saya lanjutkan pembacaan biodata Beliau. Beberapa bagian terpaksa saya lewati karena hanya akan mempercepat runtuhnya bendungan air mata saya, seperti kala suami Beliau meninggal dunia pada tahun 1994, empat tahun setelah Beliau diperbantukan di TK Pertiwi Paninggaran yang kekurangan tenaga pengajar, dengan meninggalkan tiga orang anak yang kemudian Beliau asuh sendirian. Juga tentang penyakit komplikasi yang menggerogoti kesehatan Beliau dalam usia 52 tahun, yang sama sekali tak mengendurkan semangat Beliau dalam mendampingi anak didik pra sekolah dalam mengembangkan potensinya untuk siap memasuki pendidikan dasar sebagai calon-calon pelaku sejarah dan pemimpin masa depan.
Juga honor Rp 125.000 per bulan yang tak menyurutkan dedikasi dan pengabdian Beliau dalam turut serta mencerdaskan anak bangsa, karena Beliau memegang teguh prinsip bahwa rizki telah diatur oleh Sang Maha Kaya dan setiap makhluk telah mendapat bagiannya masing-masing.
Selesai membaca biodata, saya mesti berjuang lagi untuk mempertahankan stabilitas emosi karena sebagai Ketua Panitia, saya mendapat kehormatan untuk menyerahkan selembar Piagam Penghargaan atas dedikasi dan pengabdian Beliau untuk dunia pendidikan. Juga selembar amplop berisi sejumlah uang hasil penggalangan dana dari para donatur dan dari murid-murid Beliau.
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
Tulisan ini saya dedikasikan untuk Bu Utik, dan semua ibu di sudut bumi Allah manapun. Sebuah karya Khalil Gibran ingin saya berikan untuk kaum ibu
Ibu ~ Khalil Gibran
Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir – bibir manusia.
Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.
Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.
Ibu adalah segalanya.
Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.
Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi.
Siapa pun yang kehilangan ibinya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa
merestui dan memberkatinya.
Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu.
Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya melalui panasnya.
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.
Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan.
Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya.
Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian.
Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.
Penuh cinta dan kedamaian.
~ Khalil Gibran
(terima kasih buat Haniey atas posting puisinya)
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
Dalam Peringatan Hari Ibu, ucapan terima kasih secara khusus kami sampaikan kepada Ibu Hj. Siti Masruroh, Kabid PPTK Dinas Pendidikan Kabupaten Pekalongan, yang secara pribadi berkontribusi untuk penggalangan dana penghargaan bagi Bu Utik. Juga untuk murid-murid Bu Utik: Abdul Yazid di Jakarta, Nurfebriyanto, dan lainnya yang sigap merespon ajakan kami.
Atas nama Ketua Panitia Semarak Tahun Baru 1432 Hijriyah Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan, ijinkan saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
- Bp. Ir. H. Wahyudi Pontjo Nugroho, MT; Wakil Bupati Pekalongan
- Bp. M. Hanif Dhakiri, Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR RI
- Asosiasi Guru Penulis Seluruh Indonesia (Agupena) Jawa Tengah
- Pemerintah Kabupaten Pekalongan
- Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan
- Asosiasi Guru Penulis Seluruh Indonesia (Agupena) Jawa Tengah Cabang Kabupaten Pekalongan
- Harian SUARA MERDEKA Biro Pekalongan
- Camat Paninggaran
- UPT Pendidikan Kecamatan Paninggaran
- Pengawas TK/SD/SDLB UPT Pendidikan Kecamatan Paninggaran
- Ketua Kwartir Ranting Gerakan Pramuka Kecamatan Paninggaran
- Pengurus KPRI MEKAR Paninggaran
- Kelompok Kerja Guru Olahraga (KKGO) Kecamatan Paninggaran
- Kepala dan Guru SD se- Kecamatan Paninggaran
- Kepala dan Guru TK/RA se- Kecamatan Paninggaran
- Kepala dan Guru Pos Paud/kelompok Bermain se- Kecamatan Paninggaran
- Telkomsel
- Honda 54 Motor Pos Penjualan Paninggaran
- ALL IN NET & RNS Cell Paninggaran
- Toko HARMONIS Multicollection Paninggaran
- Pengurus dan anggota DKR Paninggaran
- Pengurus dan anggota Jama’ah Al Hidayah Paninggaran
- Segenap jajaran panitia
- Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah berpartisipasi, berkontribusi, dan memberikan dukungan sepenuhnya atas terselenggaranya rangkaian kegiatan Semarak Tahun Baru 1432 Hijriyah Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan.
Semoga Allah SWT yang Maha Pemurah senantiasa melimpahkan rizki yang halal dan berkah kepada kita serta memberi kesempatan kepada kita untuk berbuat lebih banyak lagi untuk anak yatim/yatim piatu dan fakir miskin. Amin.
Panitia Semarak Tahun Baru 1432 Hijriyah
Kecamatan Paninggaran Kabupaten Pekalongan
Ketua
DZAKIRON
*****
Dipublikasikan di blog SD Negeri Tanggeran pada 25 Desember 2010
0 komentar:
:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:
Posting Komentar
Terima kasih telah berkenan berkunjung dan meninggalkan jejak komentar